Nama : Fitri Oktaviani
NPM : 22211922
Kelas : 4EB08
ISU
ETIKA SIGNIFIKAN DALAM DUNIA BISNIS DAN PROFESI
A. Benturan
Kepentingan
Benturan kepentingan adalah perbedaan
antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi
direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan. Berikut ini
merupakan berberapa contoh upaya perusahaan/organisasi dalam menghindari
benturan kepentingan :
1. Menghindarkan
diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
2. Mengusahakan
lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat menimbulkan
potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
3. Menyewakan
properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan
kegiatan pemeliharaan.
4. Memiliki
bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
5. Menghormati
hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja, yang sah,
di luar pekerjaan dari perusahaan, dan yang bebas dari benturan dengan
kepentingan.
6. Mengungkapkan
dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan
dari perusahaan, yaitu:
· Kepada
atasan langsung bagi karyawan,
· Kepada
Pemegang Saham bagi Komisaris, dan
· Kepada
Komisaris dan Pemegang Saham bagi Direksi.
7. Menghindarkan
diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun non-keuangan pada
organisasi / perusahaan yang merupakan pesaing, antara lain :
· Menghindari
situasi atau perilaku yang dapat menimbulkan kesan atau spekulasi atau
kecurigaan akan adanya benturan kepentingan.
· Mengungkapkan
atau melaporkan setiap kemungkinan (potensi) benturan kepentingan pada suatu
kontrak atau sebelum kontrak tersebut disetujui.
· Mengungkapkan
atau melaporkan setiap kemungkinan (potensi) benturan kepentingan pada suatu
kontrak atau sebelum kontrak tersebut disetujui.
8. Tidak
akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau institusi lain di luar
perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan tertulisdari
yang berwenang.
B. Etika Dalam
Tempat Kerja
1.
Pahami Aturan Tak Tertulis
di Tempat Kerja
Selain
peraturan yang sudah baku, ada sejumlah aturan tak tertulis atau etika yang
juga membantu interaksi sehari-hari di tempat kerja berjalan mulus. Meski tak
tertulis, etika ini merupakan faktor yang berpengaruh pada prestasi kerja Anda.
Bukankah kalau merasa nyaman dengan rekan-rekan kerja, merasa betah hingga
menganggap kantor sebagai rumah kedua, tanpa disadari kita akan senantiasa
terpacu untuk menunjukkan kinerja terbaik? Dengan memahami dan mengaplikasikan
etika, kita juga pasti akan lebih diterima di lingkungan.
2.
Tepat Waktu
Selalu
mengupayakan segalanya tepat waktu sangatlah penting. Kebiasaan baik ini
menunjukkan bahwa kita menghargai waktu para kolega dan pada gilirannya mereka
pun akan menghargai kita. Pepatah yang tepat untuk diingat, “waktu tidak akan
pernah menunggu siapa pun.” Jadi, jangan pernah sekalipun terlambat datang
ataupun menyelesaikan tenggat kerja.
3.
Kenakan Busana
Kerja yang Pantas
Kebanyakan
perusahaan umumnya sudah menetapkan kode berbusana yang wajib dipatuhi. Ada
beberapa jenis pekerjaan yang membebaskan karyawannya dalam berpakaian. Tapi tetaplah
berbusana yang pantas. Ingat, kantor bukanh ajang pesta tempat orang memamerkan
koleksi mahal. Sesuaikan juga dengan acara dan situasi.Jika ada
janji bertemu klien, pilih busana formal agar citra perusahaan tetap terjaga.
4.
Selalu Mintalah
Ijin saat Meminjam
Sedekat
atau seakrab apa pun relasi dengan rekan kerja, tetaplah meminta ijin saat
ingin meminjam sesuatu. Perilaku ini menyiratkan kita orang yang menghargai
orang lain dengan segala kepemilikannya.
5.
Bertutur Sopan
dan Selalu Ucapkan Terima Kasih
Tutur
yang santun dan kata-kata manis pasti akan mengakrabkan suasana kerja sekaligus
menjaga semangat kerja. Tumbuhkan kebiasaan baik ini dan mulailah dari diri
sendiri. Misalnya, saat berpapasan dengan rekan di lobi, usahakan memberi
senyum dan mengangguk sopan meskinpun yang bersangkutan bukanlah teman akrab.
Kesantunan mewakili sikap Anda yang menghargai keberadaan mereka. Bahasa yang
digunakan saat berinteraksi dengan orang lain juga berpengaruh terhadap relasi
pribadi. Kata-kata kasar dan tak senonoh jelas akan melukai. Hindari pula
beragam sindiran maupun lelucon yang tidak pada tempatnya.
6.
Jangan Menyela
Pembicaraan
Melakukan
kebiasaan ini hanya akan menunjukkan keegoisan Anda untuk menunjukkan pada
dunia bahwa waktu dan pendapat Anda lebih penting ketimbang orang lain. Catat,
tak ada rekan kerja yang bisa menerima sikap egois. Kalau rekan kerja atau
bawahan sedang menerima telepon atau tengah berbincang dengan orang lain,
sementara Anda ingin bertanya mengenai sesuatu, semendesak apa pun, jangan
pernah menginterupsi pembicaraannya. Tunggulah sejenak sampai usai bicara. Atau
berilah kode memintanya segera menemui Anda begitu pembicaraannya selesai.
7.
Pelankan Suara
Di
kantor yang mayoritas ruang karyawannya tak berpintu, hal yang paling sering
dikeluhkan adalah kebisingan orang-orang di ingkungan kerjanya. Jadi, menjaga
ketenangan haruslah menjadi prioritas karyawan. Saat bicara dengan rekan kerja
ataupun di telepon, tak perlu berteriak atau bersuara keras. Terutama bila Anda
melakukan pembicaran pribadi. Begitu juga saat melakukan penilaian kinerja yang
memang membutuhkan waktu bicara agak lama. Menunjukkan sikap tak patut atau
berkata dengan nada tinggi cenderung membuat orang terpancing marah. Jangan
salahkan bila orang yang bukan menjadi lawan bicara pun akan menyimpan perasaan
tidak suka dan tidak nyaman berdekatan dengan Anda.
8.
Kontrol Telepon Selular
Pastikan suara ponsel tak mengganggu orang lain. Sebaiknya
selama jam kerja matikan nada dering, cukup gunakan fitur getar saja.
Seyogianya hindari pula bolak-balik menelepon terkait urusan pribadi selama jam
kerja, apalagi bila ada tugas penting yang harus diselesaikan. Lagi pula, buat
apa membiarkan semua rekan kerja tahu kehidupan pribadi. Misalnya saat tengah
bertengkar dengan suami. Saat menerima telepon di HP, alangkah baiknya bila
segera menuju koridor atau mencari ruang tersendiri yang memiliki pintu hingga
Anda bisa melanjutkan pembicaraan secara lebih pribadi tanpa mengusik
ketenangan kerja orang lain.
9.
Hargai Privasi
Orang Lain
Meskipun kesempatan
ada di depan mata, jangan pernah membaca fax, e-mail, surat ataupun layar
komputer siapa saja. Ingatlah juga saat hendak mengirim e-mail, pastikan Anda
tidak menulis sesuatu yang kira-kira akan meledak jadi masalah besar jika di-forward ke
sana kemari. Jangan salah, dalam dunia maya, siapa pun dapat mem-forward e-mail yang
diterimanya. Kita harus mewaspadai hal ini. Jika seorang rekan kerja menutup
pintu ruang kerjanya, janganlah mengganggu sekalipun dia kelihatannya tidak
sedang sibuk. Sebaliknya, kalau Anda perlu mendiskusikan sesuatu yang sifatnya
sensitif dan rahasia, carilah ruang khusus. Tutup dan kuncilah agar tak ada
orang lain yang ikut mendengar percakapan Anda. Hal-hal yang bersifat pribadi
dan laporan kinerja karyawan bukanlah konsumsi bagi setiap telinga di tempat
kerja, selain khusus untuk yang bersangkutan.
10. Jaga Kerapian Area Kerja
Tak
sedikit yang mengatakan kalau meja kerja yang bersih mencerminkan pikiran yang
bersih dan cara kerja yang sistematis. Jadi kalau tak ingin dianggap sebagai
sosok urakan atau pekerja ceroboh, jaga kerapian meja kerja. Kalau Anda ingin
menambahkan sentuhan pribadi, letakkan foto diri ataukeluarga maupun
pernak-pernik perhiasan kecil seperlunya. Jangan habiskan semua tempat untuk
memajang seluruh koleksi pernak pernik pribadi. Selain itu, kalau jenis
pekerjaan membuat kita sering dipindahtugaskan, minimalkan keberadaan
benda-benda dekoratif agar tak harus kelewat repot setiap kali ditempatkan di
pos baru.
C. Aktivitas Bisnis Internasional – Masalah
Budaya
Ketika suatu perusahaan beroperasi
diluar pasar domestiknya, ada panduan yang harus ditawarkan kepada para
pegawainya, yang harus mencerminkan seberapa sering operasi akan berpengaruh
pada ekonomi local dan kebudayaan lokal, apakah praktik asing yang berbeda,
misalnya penyebarluasan, pemberian hadiah atau suap, dan reaksi terhadap
perubahan stakeholders domestik dan khususnya stakeholders utama, termasuk
major customer (pelanggan utama) dan pasar modal. Perusahaan multinasional akan
memberiakn pengaruh signifikan terhadap kebudayaan local, sehingga mereka harus
berhati-hati agar tidak memberikan pengaruh buruk terhadap pasar tenaga kerja
(tarif upah, ketersediaan tenaga kerja), bagan mentah dan input lainnya,
politik dan proses legal, dan religius/kepercayaan dan adat istiadat. Bila
mereka mengabaikan kepercayaan dan adapt istiadat setempat, maka perusahaan dan
para pekerjanya akan dituduh/disalahkan terhadap cultural imperialism dan akan
mengalami kesulitan dalam menentukan aktivitasnya di masa depan.
D. Akuntabilitas Sosial
Tujuan
Akuntanbilitas Sosial, antara lain :
·
Untuk
mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi
masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan
produksi suatu perusahaan.
·
Untuk
mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya,
mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
·
Untuk
menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu
hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu
perusahaan.
Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian.
Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian.
·
Prosesnya
terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
1. Menentukan biaya dan manfaat
sosial
Sistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik.
Sistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik.
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan
manfaat.
Saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi.
Saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi.
3. Menempatkan nilai moneter pada
jumlah akhir.
E. Manajemen Krisis
Manajemen krisis
merupakan suatu manajemen pengelolaan, penanggulangan atau pengendalian krisis
hingga pemulihan citra perusahaan.
K. Fearn-Banks mendefinisikan krisis sebagai “Suatu kejadian penting dengan
hasil akhir cenderung negatif yang berdampak baik terhadap sebuah organisasi,
perusahaan atau industri, maupun terhadap publik, produk, servis atau
reputasinya”.
Shrivastava & Mitroff mendefinisikan krisis perusahaan sebagai “peristiwa yang
mengancam tujuan terpenting untuk bertahan dan mendapatkan keuntungan”. Krisis,
menurut mereka diasosiasikan dengan kerusakan yang berskala luas terhadap
kehidupan manusia, lingkungan alam dan institusi sosial dan politik.
Pauchant & Mitroff mengatakan bahwa krisis merupakan “sebuah gangguan yang
secara fisik memberikan dampak pada suatu sistem sebagai suatu kesatuan serta
mengancam asumsi dasarnya, kesadaran subjektif akan dirinya serta pusat
keberadaannya”. Menurut mereka, krisis biasanya memiliki tiga dampak, yaitu
ancaman terhadap legitimasi organisasi, adanya perlawanan terhadap misi
organisasi serta terganggunya cara orang melihat dan menilai organisasi.
Sumber :
·
http://sarahocta.blogspot.com/2010/01/tugas-etika-bisnis-dan-profesi-isu.html
·
http://threspuspa.wordpress.com/2013/03/02/13-etika-di-tempat-kerja/
·
http://lovelycimutz.wordpress.com/2012/10/28/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis-dan-profesi/
·
http://disfianoni.blogspot.com/2011/01/akuntabilitas-sosial.html
·
https://belajarkomunikasi.wordpress.com/2008/11/09/manajemen-isu-krisis-konflik-minggu-ke-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar