Senin, 10 November 2014

PERILAKU ETIKA DALAM PROFESI AKUNTANSI


Nama                         : Fitri Oktaviani
NPM                           : 22211922
Kelas                          : 4EB08


PERILAKU ETIKA DALAM PROFESI AKUNTANSI

A.      Akuntansi Sebagai Profesi dan Peran Akuntan
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi. Pekerjaan seorang akuntan mencakup :
1.      Pembukuan
2.      Pensurveian (mengetahui luas transaksi suatu perusahaan)
3.      Perencanaan sistem akuntansi suatu perusahaan
4.      Pemeriksaan akuntansi (auditing)
5.      Penyusunan dan penyajian laporan keuangan
6.      Penganalisaan laporan-laporan keuangan dan lain-lain
Menurut kedudukannya, ada empat kelompok akuntan sebagai berikut:
a.       Akuntan Internal, yaitu akuntan yang bekerja pada suatu organisasi, baik organisasi swasta (perusahaan swasta) maupun organisasi pemerintah (Instansi pemerintah, BUMN, BUMD). Akuntan internal disebut juga akuntan perusahaan. Tugas akuntan internal antara lain :
·      Menyusun informasi keuangan
·      Menyusun anggaran perusahaan
·      Menentukan dan mengontrol biaya produksi
·      Menyusun sistem akuntansi.
b.      Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang bekerja pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Pajak.
c.       Akuntan Publik, yaitu akuntan yang memberikan audit (pemeriksaan laporan keuangan) suatu perusahaan. Jasa yang diberikan oleh akuntan publik selain jasa audit adalah jasa pembukuan, konsultasi manajemen dan jasa bidang perpajakan (contohnya pengisian SPT). Syarat untuk menjadi akuntan publik antara lain :
·      Sarjana lulusan fakultas ekonomi dari suatu perguruan tinggi jurusan akuntansi
·      Lulus pendidikan profesi akuntansi
·      Lulus ujian sertifikasi Akuntan Publik yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
·      Pengalaman kerja sebagai auditor pada kantor akuntan publik selama 3 tahun
d.      Akuntan Pendidik, yaitu akuntan yang mengajar mata kuliah akuntansi pada suatu perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Biasanya akuntan pendidik adalah seorang yang sudah berpengalaman dalam bidang akuntansi.

B.      Ekspektasi Publik
Akuntan dipersepsikan sebagai orang yang profesional dibidang akuntansi. Artinya para akuntan memiliki suatu kepandaian yang lebih dibidang ini dibandingkan dengan orang awam. Disamping itu masyarakat pun berharap bahwa para akuntan mematuhi standar dan tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan.   

C.      Nilai-nilai Etika VS Teknik Akuntansi / Auditing
Nilai-nilai etika adalah sebagai berikut :
·      Integritas
Setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukkan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten
·      Kerjasama
Mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri maupun dalam tim
·      Inovasi
Pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja dengan metode baru
·      Simplisitas
Pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang timbul dan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana
Teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.

D.      Perilaku Etika Dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik
Berbagai jasa yang diberikan oleh para akuntan publik kepada masyarakat antara lain :
1.      Jasa Assurance, yaitu jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan
2.      Jasa Atestasi, yaitu suatu pernyataan pendapat, pertmbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa atestasi terdiri atas audit, pemeriksaan (examination), review dan prosedur
3.      Jasa Nonassurance, yaitu jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik dimana didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan atau bentuk keyakinan lain.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia yang bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)




Sumber :
·   http://nielam-tugas.blogspot.com/2012/10/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi.html

·                Erhans, 2010. Akuntansi Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia, PT. Ercontara Rajawali, Jakarta.



Senin, 20 Oktober 2014

ETHICAL GOVERNANCE

Nama                    : Fitri Oktaviani
NPM                     : 22211922
Kelas                    : 4EB08


ETHICAL GOVERNANCE

A.    Governance System
Sistem pemerintahan (Governance System) adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sistem ini dibedakan menjadi:
1.          Presidensial                             4.       Komunis
2.          Parlementer                             5.       Demokrasi liberal
3.          Semipresidensial                     6.       Liberal
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.


B.    Budaya Etika
Hubungan etika dan budaya
·      Etika dalam implementasinya dipengaruhi oleh agama dan budaya
·    Agama dan budaya dianggap sebagai sumber hukum, peraturan dan kode etik
·      Sebagai sumber maka agama dan budaya lebih independen
~ Etika dalam perusahaan
·      Terciptanya budaya perusahaan yang baik
·      Terbangunnya suatu fungsi organisasi saling percaya
·      Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai
~  Peran budaya dalam Perusahaan
·         Menentukan etika kerja
·         Memberi arah pengembangan bisnis
·         Meningkatkan produktivitas kerja
·         Mengembangkan kualitas barang dan jasa
·         Memotivasi pekerja mencapai prestasi tinggi

C.    Mengembangkan Struktur Etika Korporasi
Semangat untuk mewujudkan Good Corporate Governance memang telah dimulai di Indonesia, baik di kalangan akademisi maupun praktisi baik di sektor swasta maupun pemerintah. Berbagai perangkat pendukung terbentuknya suatu organisasi yang memiliki tata kelola yang baik sudah di stimulasi oleh Pemerintah melalui UU Perseroan, UU Perbankan, UU Pasar Modal, Standar Akuntansi, Komite Pemantau Persaingan Usaha, Komite Corporate Governance, dan sebagainya yang pada prinsipnya adalah membuat suatu aturan agar tujuan perusahaan dapat dicapai melalui suatu mekanisme tata kelola secara baik oleh jajaran dewan komisaris, dewan direksi dan tim manajemennya. Pembentukan beberapa perangkat struktural perusahaan seperti komisaris independen, komite audit, komite remunerasi, komite risiko, dan sekretaris perusahaan adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan efektivitas "Board Governance".
Dengan adanya kewajiban perusahaan untuk membentuk komite audit, maka dewan komisaris dapat secara maksimal melakukan pengendalian dan pengarahan kepada dewan direksi untuk bekerja sesuai dengan tujuan organisasi. Sementara itu, sekretaris perusahaan merupakan struktur pembantu dewan direksi untuk menyikapi berbagai tuntutan atau harapan dari berbagai pihak eksternal perusahaan seperti investor agar supaya pencapaian tujuan perusahaan tidak terganggu baik dalam perspektif waktu pencapaian tujuan ataupun kualitas target yang ingin dicapai. Meskipun belum maksimal, Uji Kelayakan dan Kemampuan (fit and proper test) yang dilakukan oleh pemerintah untuk memilih top pimpinan suatu perusahaan BUMN adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebutuhan untuk membangun "Board Governance" yang baik sehingga implementasi Good Corporate Governance akan menjadi lebih mudah dan cepat.

D.    Kode Perilaku Korporasi (Corporate Code of Conduct)
           Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan Sistem Nilai, Etika Bisnis, Etika Kerja, Komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders. Pengelolaan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan moral atau etika. Code of Conduct merupakan pedoman bagi seluruh pelaku bisnis dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
          Pembentukan citra yang baik terkait erat dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi atau berhubungan dengan para stakeholder. Perilaku perusahaan secara nyata tercermin pada perilaku pelaku bisnisnya. Dalam mengatur perilaku inilah, perusahaan perlu menyatakan secara tertulis nilai-nilai etika yang menjadi kebijakan dan standar perilaku yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi setiap pelaku bisnisnya. Pernyataan dan pengkomunukasian nilai-nilai tersebut dituangkan dalam code of conduct.

E.    Evaluasi Terhadap Kode Perilaku Korporasi
Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic Assessment) dan penyusunan pedoman-pedoman. Pedoman Good Corporate Governance disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal 30 Mei 2005.
        PENGARUH ETIKA TERHADAP BUDAYA
1.     Etika Personal dan etika bisnis merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku manajer yang terinternalisasi menjadi perilaku organisasi yang selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.
2.    Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam                 budaya perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar
       kekuatan persusahaan yang pada gilirannya berpotensi menjadi
       sarana peningkatan kerja




Sumber :
·   http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan
·   http://etika.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/Budaya-dan-etika.pdf
·   http://romancetika.blogspot.com/2011/11/ethical-governance.html
·   http://syuhadamakarim.wordpress.com/2012/10/16/ethical-governance/
·   http://riskianthi.blogspot.com/2012/10/ethical-governance.html



Senin, 13 Oktober 2014

PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS

Nama                    : Fitri Oktaviani
NPM                     : 22211922
Kelas                    : 4EB08


PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS

A.    Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Tujuan dari sebuah bisnis kecil adalah untuk tumbuh dan menghasilkan uang. Perilaku karyawan, bagaimanpun dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal diluar bisnis. Pemilik usaha kecil perlu menyadari faktor-faktor dan untuk melihat perubahan perilaku karyawan yang dapat sinyal masalah.
·                Budaya Organisasi
Keseluruhan budaya perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja, pelanggan dan pemasok. Lebih dari sekedar lingkungan kerja, budaya organisasi mencakup sikap manajemen terhadap karyawan, rencana pertumbuhan perusahaan dan otonomi / pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan.
·                Ekonomi Lokal
Melihat seorang karyawan dari pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan perekonomian setempat. Jika pekerjaan yang banyak dan ekonomi booming, karyawan secara keseluruhan lebih bahagia dan perilaku mereka dan kinerja cermin itu. Disisi lain, saat-saat yang sulit dan pengangguran yang tinggi, karyawan dapat menjadi takut dan cemas tentang memegang pekerjaan mereka. Kecemasan ini mengarah pada kinerja yang lebih rendah dan penyimpangan dalam penilaian.
·                Reputasi Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal dapat mempengaruhi perilaku. Jika seorang karyawan menyadari bahwa perusahaannya dianggap curang atau murah, tindakannya mungkin juga seperti itu
Ini adalah kasus hidup sampai harapan. Namun, jika perusahaan dipandang sebagai pilar masyarakat dengan banyak goodwill, karyawan lebih cenderung untuk menunjukkan perilaku serupa karena pelanggan dan pemasok berharap bahwa dari mereka.

B.    Kesaling-tergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat
Mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali apa itu etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Bagaimana dengan di lingkungan perusahaan? Perusahaan juga sebuah organisasi yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. 
Ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat
Dua pandangan tanggung jawab sosial :
1.    Pandangan klasik 
Tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba (profit oriented)Pada pandangan ini manajer mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham karena kepentingan pemilik saham adalah tujuan utama perusahaan.

2.    Pandangan sosial ekonomi
Bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosialPada pandangan ini berpendapat bahwa perusahaan bukan intitas independent yang bertanggung jawab hanya terhadap pemegang saham, tetapi juga terhadap masyarakat.

C.    Kepedulian Perilaku Bisnis Terhadap Etika
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.

D.    Perkembangan Dalam Etika Bisnis
        Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
1.    Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.    Masa Peralihan
Tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility. 
3.    Etika Bisnis Lahir di AS
Tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4.    Etika Bisnis Meluas ke Eropa 
Tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5.    Etika Bisnis menjadi Fenomena Global
Tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

E.    Etika Bisnis dan Akuntan
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.




Sumber :
·   http://uchup123.blogspot.com/2012/11/lingkungan-bisnis-yang-mempengaruhi.html
·                http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perilaku-etika-dalam-bisnis/
·                http://fikaamalia.wordpress.com/2012/09/27/bab-2-perilaku-etika-dalam-bisnis/
·                http://melvinaliciouz.wordpress.com/2012/03/27/etika-bisnis-dan-perkembangannya/


Kamis, 05 Juni 2014

Bahasa Inggris Bisnis 2 (Tugas Kelompok)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

  • Dwi Julianti            (22211244)
  • Fitri Oktaviani         (22211922)
  • Putri Chelline Syari    (25211638)
  • Selvi Andeslin          (28211853)
  • Suri Putri Pertami      (26211948)

    
     Most people work to earn a living, and produce goods and services. Goods are either agricultural (like maize) or manufactured (like cars). Services are such things as education, medicine and commerce. Some people provide goods; some provide services. Other people provide both goods and services. For example, in the same garage a man may buy a car or some service which helps him maintain his car.
     The work people do is called economic activity. All economic activities taken together make up the economic system of a town, a city, a country or the world. Such an economic system is the sum-total of what people do and what they want. The work people do either provides what they need or provides the money with which they can buy essential commodities. Of courcse, most people hope to have enough money to buy commodities and services which are non-essential but which provide some particular personal satisfaction, such as toys for children, visits to the cinema and books.
     The science of economics is based upon the facts of our everyday lives. Economists study our everyday lives and the general life of our communities in order to understand the whole economic system of which we are part. They try to describe the facts of the economy in which we live, and to explain how it works. the economist's methods should of course be strictly objective and scientific.
     We need food, clothes and shelter. We probably would not go to work if we could satisfy these basic needs without working. But even when we have satisfied such basic needs, we may still want other things, such as the toys, visits to the cinema and books mentioned above. Our lives might be more enjoyable if we had such things. Human being undoubtedly have a wide and very complex range of wants. The science of economics is concerned with all our needs with the desire to have a radio as well as the basic necessity of having enough food to eat (Taken from A Rapid Course In English For Students Of Economics by Tom McArthur).


A. COMPREHENSION 

3. What is an economic activity ?
    Answer : An economic activity is the work people do.
     
4. Mention the examples of services which provide some personal satisfaction !
     Answer : The examples of services which provide some personal satisfaction are education, medicine and commerce. 




Sabtu, 24 Mei 2014

SUBJECT - VERB AGREEMENT

Subject - verb agreement is an agreement between a verb with the subject in number, namely: singular (singular) or plural (plural). The subject can be either a noun, pronoun, or other constructions acting as a noun, such as the gerund and the infinitive. Basically, the singular subject (single subject) uses a singular verb (singular verb), whereas the plural subject (plural subject) uses a plural verb (plural verb).

1. Singular Subject and Plural Subject.
   Subject pronoun singular subject is he, she, and it, or nouns that can be replaced with he, she, or it; While that is a singular verbs are verb1 + es / s, is / was, and verb phrases such as: is / was + verb-ing/verb3, has + verb3, has been verb-ing and has been verb3. The definition of the subject is plural subject pronouns such as I, we, you, they, and all plural nouns.
Example :
    a. Each magazine at the bookstore is interesting.
    b. They play football every Saturday and Sunday.

2. Either, Neither.
   When the sentence either / Neither followed by or / nor, the verb used can be singular or plural verb depending on the noun that follows or / nor (singular / plural noun). (either...or...) used to show a choice of two things. (neither...nor...) used to show that a negative statement is true of two things,
Example :
    a. Sam can't go and I can't either.
    b. Neither Ben nor his mother was invited.

3. No + ...
   None and no verb can be followed by a plural or singular, depending on the noun that follows none.
Example :
    a. No one is studying for exams.
    b. None of the students who come today.

4. Some of, a lot of, most of, a half of.
   Can be singular and plural depending on the noun.
Example :
    a. Most of the movies in the cinema are romantic.
    b. A lot of shoes in that store is on sale this month.

5. The number of, A number of.
   The number of: plural noun, verb singular. 
   A number of: plural noun, verb plural.
Example :
    a. The number of guests in attendance is 300 people.
    b. A number of students are absent today.


sumber :
http://belajarbahasainggrisdanbelajargrammar.blogspot.com/2012/07/subject-verb-agreement.html

http://mangantar.wordpress.com/




EXERCISES :
1. The subject you will be studying in this course (is, are) listed in syllabus. 
  
2. The professor and the student (agree, agrees) on that point.

3. Almost every professor and student at the university (approves, approve) the choice of the new president.

4. Why (was, were) Yoko and Alex late for the meeting?

5. Some of fruit in this bowl (is, are) rotten.

6. Most of movies (is, are) funny.

7. Half of this money (is, are) yours.

8. A lot of clothing in those store (is, are) on sale this week.

9. The number of employees in my company (is, are) approximately ten thousand.

10. Why (was, were) some of the students excused from the examination?